1. Nama lengkap : Fajar Andrian Sutisna
2. Tempat Tanggal Lahir : Kupang, 30 Juni 2001
3. Pekerjaan/Kegiatan saat ini : Sedang menyusun rencana untuk membuka bisnis, atau lebih tepatnya pengangguran haha
Untuk ke sekian kalinya, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung mendapatkan gelar Adhi Djati Utama. Kali ini gelar kebanggan dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut diraih oleh Fajar Andrian Sutisna, mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah yang berhasil lulus dengan IPK 3.86, ikut serta dalam 14 kejuaraan tingkat nasional dan internasional, dan sebagai penulis 5 karya tulis ilmiah di jurnal terakreditasi Sinta.
Dekan FEBI, Prof. Dr. H. Dudang Gojali, M.Ag menyampaikan rasa bangga dan apresiasi setinggi-tingginya untuk Fajar yang telah mengharumkan nama FEBI. “Gelar Adhi Djati Utama bukanlah gelar yang mudah untuk didapatkan. Selain itu, gelar ini juga tidak mudah untuk dipertahankan. Saya yakin, atas perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan Fajar selama berkuliah di FEBI, Fajar pantas dan mampu mengemban gelar ini,” jelas Prof. Dudang
Ketua Jurusan Ekonomi Syariah, Dr. Evi Sopiah, M.Ag juga turut bangga atas capaian mahasiswa prodi Ekonomi Syariah ini. “Saya lihat memang sudah sejak lama Fajar mempersiapkan diri agar dapat mewujudkan prestasi-prestasi yang ia miliki hingga mampu mengantarkannya pada gelar Adhi Djati Utama. Prodi sangat bangga dan senang karena Fajar telah menjadi bagian dari Prodi Ekonomi Syariah,” ujar Dr. Evi.
Mahasiswa yang mengambil judul skripsi “Dampak Kunjungan Wisatawan Muslim ke Masjid Al-Jabbar terhadap Pendapatan UMKM Lokal” ini memang telah menargetkan gelar Adhi Djati Utama semenjak semester 5. Fajar mengakui bahwa melalui penghargaan ini, ia dapat membanggakan orang tuanya. “Awalnya sempat pesimis karena syarat gelar ini adlaha peraih IPK tertinggi di jurusan masing-masing. Sejak saat itu saya berupaya maksimal, tidak hanya agar dapat meraih IPK tertinggi di jurusan tapi juga dengan menjadi juara di berbagai lomba dan kompetisi sebagai nilai tambah,” tegas Fajar.
Alhamdulillah saat akhir semester, IPK saya meningkat menjadi 3.86 dan mendapatkan IPK tertinggi di jurusan, sehingga saya bisa melanjutkan seleksi di tingkat Universitas. Selain itu, saya melihat bahwa indikator penilaian Adhi Utama ini bukan hanya IPK, tetapi ada juga prestasi nasional/ internasional, seni dan olahraga, publikasi karya tulis ilmiah, dan tahfidz Qur’an. Dengan mengetahui hal tersebut, saya mulai banyak mengikuti perlombaan ilmiah, seperti lomba Karya Tulis Ilmiah, Essay, Business Plan, dan lainnya. Saya juga mulai memberanikan diri untuk mengikuti international conference, dan pada akhir semester fokus saya adalah memperbanyak publikasi karya tulis ilmiah. Tidak lupa juga saya selalu meminta doa kepada keluarga, teman-teman, dosen-dosen, dan yang lainnya agar saya bisa mendapatkan penghargaan tersebut, karena kita tidak tau doa siapa yang paling tulus sehingga dapat mengetuk pintu langit. Alhamdulillah berkat ikhtiar dan doa-doa tersebut saya bisa mendapatkan penghargaan Adhi Jati Utama.
3. Secara keselurahan berkuliah di FEBI, khususnya di prodi Ekonomi Syariah sangat menyenangkan, saya mendapatkan teman-teman yang baik dan selalu support kegiatan-kegiatan saya. Meskipun lumayan kesulitan untuk mendapatkan teman yang bersama-sama berjuang dalam kegiatan akademik dan perlombaan, namun saya percaya jika setiap mahasiswa memiliki peran masing-masing, tidak harus semuanya fokus di kegiatan akademik, namun ada juga yang memiliki peran dalam berorganisasi, ada juga yang harus sambil kerja atau bahkan membuka bisnis, atau ada juga yang berfokus untuk mengabdikan dirinya ke masyarakat.
Selain mendapatkan teman-teman yang baik, saya juga sangat bersyukur bertemu dengan dosen-dosen yang baik dan selalu mendukung kegiatan-kegiatan akademik. Dosen-dosen ekonomi syariah telah membantu saya dalam mendapatkan beasiswa Bank Indonesia, mengajak saya mengelola jurnal Likuid, international conference, melakukan penelitian, membimbing perlombaan, dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya. Namun, saya sangat berharap FEBI dapat mewadahi mahasiswanya terutama dalam memberikan pendaan untuk menunjang prestasi-prestasinya, karena kebanyakan yang saya temui, mahasiswa malas mengikuti perlombaan ataupun kegiatan-kegiatan lainnya, karena terkendala biaya.
4. Banyak sekali manfaat yang saya dapatkan, baik dari FEBI maupun jurusan Eksyar, seperti yang sudah saya sebutkan tadi, saya memiliki kesempatan untuk melakukan penelitian bersama dosen, mengelola jurnal, dan kegiatan ilmiah lainnya yang sangat mendukung saya hingga berada di titik ini. Saya juga jadi lebih mengetahui dan mendalami ekonomi syariah, mengetahui transaksi yang diperbolehkan dan dilarang dalam Islam, dan pengetahuan-pengetahuan lainnya yang banyak saya dapatkan. Namun, dalam beberapa hal, tentunya ada beberapa yang harus dievaluasi juga, terutama dalam metode pengajaran harus lebih kreatif dan inovatif, karena ada beberapa dosen yang hanya mengajar melalui metode presentasi mahasiswa saja, tanpa meluruskan atau menyimpulkan hasil dari diskusi mahasiswa tadi. Dan untuk penilaian, saya harap bisa lebih objektif dan transparan kepada mahasiswa sesuai dengan kontrak belajar di awal.
5. Saya masih memiliki mimpi untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, namun Alhamdulillah dengan mendapat penghargaan Adhi Jati Utama ini, saya mendapatkan beasiswa S2 di UIN. Untuk saat ini saya masih mempertimbangkan melanjutkan kuliah S2 di UIN atau mencoba beberapa beasiswa, karena sebelumnya saya telah menargetkan untuk mencoba beberapa beasiswa S2, seperti LPDP, BIB-Kemenag, JFLS, dan AAS. Namun yang pasti, saya memiliki rencana untuk mengimplementasikan ilmu yang saya dapatkan di perkuliahan dengan membuka bisnis, karena tujuan awal saya masuk ekonomi syariah adalah agar saya bisa membuka bisnis yang sesuai dengan syariah. Beberapa rencana bisnis yang dalam waktu dekat akan saya lakukan adalah membuka bisnis kopi dan parfume. Selain itu, saya juga memiliki rencana untuk membuka kelas pelatihan riset bersama teman-teman saya yang senang melakukan riset agar ilmu yang saya dapatkan tidak menghilang begitu saja, karena saya melihat bahwa mahasiswa S1 masih banyak kesulitan untuk melakukan penelitian. Di samping itu, mungkin yang akan terus saya lakukan adalah membimbing adik-adik tingkat saya dalam perlombaan, karena sebelumnya saya juga merasakan susahnya mendapatkan mentor untuk perlombaan, dan karena saya memiliki beberapa pengalaman di perlombaan, jadi saya tidak ingin adik tingkat saya kesulitan dalam mecari mentor perlombaan.
6. Pesan saya untuk FEBI mungkin harus ada penganugrahaan mahasiswa berprestasi tingkat fakultas, seperti yang telah dilakukan oleh fakultas syariah dan hukum, agar mahasiswa yang berprestasi tetap memiliki ghiroh untuk mendapatkan prestasi. Lebih lanjut, saya sangat berharap fakultas maupun jurusan dapat memberikan pendanaan kepada mahasiswanya, baik itu untuk pendaftaran lomba, penelitian, dan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan prestasi mahasiswa, karena waktu zaman saya masih banyak lomba yang dilakukan secara online, sehingga saya masih bisa banyak mengikuti perlombaan dengan menggunakan uang pribadi, tetapi saat ini, banyak lomba yang dilakukan secara offline atau datang ke tempat, sehingga memerlukan dukungan pendanaan dari pihak kampus, terutama dari fakultas maupun jurusan. Dan saya pun melihat rekan-rekan saya di kampus lain yang prestasinya jauh lebih banyak dari saya, mereka kebanyakan mendapatkan pendanaan dari kampus untuk melakukan kegiatan-kegiatan prestasinya, sehingga mereka bisa berfokus untuk juara, bukan fokus untuk mencari dana agar bisa ikut lomba.
Dan pesan saya untuk teman-teman mahasiswa, milikilah tujuan ketika menjalani perkuliahan, ambil segala kesempatan yang datang, dan jangan pernah takut untuk gagal. Lebih spesifik untuk mahasiswa yang ingin berprestasi, saya harap kalian tidak putus asa ketika mendengar kalau selama mengikuti perlombaan saya menggunakan dana pribadi (kecuali lomba yang diminta pihak kampus untuk menjadi delegasi), namun petiklah hikmahnya dalam setiap perjalanan lomba kalian, karena setiap lomba akan selalu memberikan perjalanan, selain itu setiap lomba juga akan memberikan relasi yang dimana kita akan bertemu dengan orang-orang yang sefrekuensi. Saran saya, temuilah tujuan kalian dalam perlombaan, misalnya saya selalu menanamkan dalam benak saya bahwa “jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah dakwah”, dengan begitu saya selalu memiliki alasan untuk berprestasi. Saya juga memiliki slogan “minimal juara 1” sebagaimana kaidah fiqh mengatakan
الْيَقِنُ لَا يُزَالُ بِالشَّكِّ
“al yaqinu la yuzalu bi syak” yang artinya bahwa “keyakinan itu tidak bisa dihilangkan dengan keraguan”. Slogan tersebut selalu tanamkan setiap kali saya mengikuti perlombaan, karena di dalam Al-Qur’an pun disebutkan bahwa Allah sesuai dengan prasangka hambanya. Maka jangan takut gagal dan jangan pernah berhenti untuk mencoba.