Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Setia Mulyawan, menjadi trainer dalam Program Inkubasi Bisnis Pesantren Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. Sebagai Trainer, Setia Mulyawan akan bertugas menjadi instruktur dalam pelatihan pengelolaan usaha.
Untuk mensukseskan kegiatan tersebut, pakar ekonomi dari FEBI UIN SGD Bandung, Setia Mulyawan diberikan Training of Trainer (ToT), yaitu pembekalan bagi para trainer yang fokus pada penyiapan materi diklat, di Hotel Mercure, Jakarta (Minggu-Selasa, 27-29 Maret 2022).
Setia Mulyawan, dalam penjelasan singkatnya menyebutkan, bahwa Program Inkubasi Bisnis Pesantren ini diinisiasi oleh Ditjen Pendis c.q. Ditpontren. Kegiatan ini sebagai perwujudan dari salah satu program strategis Kemenag, yaitu Kemandirian Pesantren. Inkubasi bisnis adalah program pengembangan bisnis yang dikelola Pesantren. Program ini terintegrasi mulai dari seleksi kelayakan bisnis, bantuan pendanaan, pendampingan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Sebagai civitas akademika FEBI, Setia Mulyawan menilai, bahwa hal ini merupakan kesempatan berharga untuk melakukan diseminasi “virus” kewirausahaan guna mewujudkan Pesantren yang semakin mandiri dan melahirkan alumni santri yang memiliki jiwa entrepreneur.
“Selain itu, atas nama pribadi saya juga ingin membagi pengalaman, perjalanan, dan minat saya terhadap pengembangan UKM sejak tahun 1997, karena UKM merupakan kelompok strategis dalam perekonomian nasional,” ungkap Setia Mulyawan dalam wawancara via WhatsApp Senin, (28/03/2022).
Setia Mulyawan juga gembira karena membawa nama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN SGD Bandung. “Dekan memiliki komitmen untuk mendukung keterlibatan FEBI dalam program ini. Beliau memberikan support moril yang luar biasa,” tambahnya.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Dudang Gojali, mengamini pernyataan Dosen FEBI UIN SGD Bandung tersebut. Dudang Gojali menyatakan turut berbangga atas keterlibatan salah satu dosen pada salah satu program Kementerian Agama tersebut.
“Program yang perlu diapresiasi dan direalisasikan secara simultan. Tentu hal ini adalah upaya akselerasi untuk menunjang pertumbuhan perekonomian di Pesantren sebagai sub-kultur dakwah Islam,” tutup Dekan FEBI dalam wawancara, Senin (28/03/2022).
Dekan FEBI, Dudang Gojali berharap, pengembangan bisnis di lingkungan Pesantren menjadi keniscayaan. Program ini yang melibatkan unsur praktisi dan akademisi semoga menjadi obor penerang. Dekan FEBI juga berharap ini sebagai penggerak bagaimana ke depan Pesantren harus mapan secara ekonomi melalui wirausaha dan bisnis yang dikelola. Bahkan berdampak nyata bagi pertumbuhan umat.
Program Inkubasi Bisnis Pesantren memiliki target untuk mengembangkan 5000 Pondok Pesantren sampai dengan tahun 2024. Lebih spesifik pada tahun ini sebanyak 500 Pondok Pesantren. Pesantren bisa mendaftarkan proposal program ini secara online.
Terhitung tanggal 28 Maret 2022 ini masih dalam tahap penilaian kelayakan usulan untuk kemudian ditetapkan nominasi penerimaan program. Pondok Pesantren yang terpilih akan diikutsertakan dalam pelatihan pengelolaan usaha, yang rencananya akan dimulai bulan Mei 2022.
Discussion about this post